Sabtu, 12 Mei 2012


Pohon dan Rumput: Lebih Efektif Menjebak Karbon dan Bioenergi

Penelitian yang menghabiskan £ 1,1 juta menginvestigasi bagaimana belukar pohon dan rumput keduanya dapat digunakan untuk menghasilkan energi terbarukan dan menjebak karbon dalam tanah pada jangka waktu yang panjang.
Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Gail Taylor. Pakar tanaman dan lingkungan dari University of Southampton, sebuah tim ilmuwan dari Inggris akan melacak jalan karbon yang ditangkap oleh tanaman dan rumput melalui proses fotosintesis, mengalir melalui tanaman ke tanah yang dihuni oleh mikroorganisme sebelum terkunci menjadi bahan organik dalam tanah di mana tanaman tersebut tumbuh.
Tim tersebut juga akan membandingkan proses tersebut dengan tanaman pangan seperti gandum dan akan menguji gagasan bahwa tanaman “bioenergy” lebih baik dalam merangsang retensi karbon tanah jangka panjang.
Tidak seperti tanaman pangan yang dipanen setelah beberapa bulan, pohon dan rumput dapat menghabiskan beberapa dekade untuk tumbuh sebelum dipanen dan melepaskan karbon dioksida yang terjebak, membuat proses tersebut lebih efektif.
“Para ilmuwan kini percaya bahwa karbon diokisda merupakan gas rumah kaca yang penting dan penyebab mayor perubahan iklim, sehingga sangat penting jika bisa mengembangkan cara-cara menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer,” kata Prof. Gail Taylor dari The University’s School of Biological Sciences.
“Menggunakan pohon dan rumput merupakan cara yang efisien dan efektif untuk mengurangi kadar CO2 dari atmosfer, sementara menyediakan sumber energi dan pengaturan emisi karbon dioksida dari bahan bakar fosil. Penelitian kami telah menunjukkan bahwa hasil produk bioenergi berpotensi mengurangi emisi karbon beberapa juta ton di Inggris pada dekade yang akan datang,”
Peta “Carbon Opportunity” akan dikembangkan untuk mengidentifikasi area optimum pada negara-negara yang mana hasil pertanian bioenergi dapat dikembangkan secara efektif. Hasil pertanian tersebut kemudian dapat dibakar bersama batu bara di pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik, menghasilkan emisi karbon dioksida lebih sedikit dibanding dari bahan bakar fosil, atau yang digunakan dalam sistem pemanasan.
“Di masa depan, hasil pertanian bioenergi bisa dijadikan bahan bakar cair seperti bioetanol, untuk menghindari konflik antara makanan dan bahan bakar ketika hasil pertanian digunakan untuk tujuan ini,” tambah Prof. Taylor
Sumber gambar: terasimaji.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar